Selasa, 10 November 2015

Para sahabat tidak pernah ziarah ke makam nabi untuk mengharap berkah

Hadits diatas adalah matan hadits shahih Bukhari #1244 yang menceritakan ketika Rasulullah sakit sebelum ajalnya bersabda, "Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan nabi mereka sebagai tempat ibadah" (kemudian) Aisyah berkata, "Kalau bukan karena sabda beliau itu, tentu kuburan nabi akan dipindahkan, tapi saya tetap khawatir bahwa suatu saat akan dijadikan masjid.

Tetapi kalau kita lihat kondisi sekarang di masjid nabawi terdapat makam nabi, sebenarnya bukan sengaja membangun masjid di atas makam nabi, melainkan karena perluasan masjid nabawi. Karena posisi makam nabi yang berada dalam rumah Aisyah menempel dinding dengan masjid

Inti dari semua point diatas adalah, nabi melarang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Terutama kuburan orang yang kita idolakan atau disucikan yang beresiko akan membatalkan aqidah kita. Karena ketika nabi diutus ditengah-tengah penduduk mekkah, mereka sudah mengenal Allah sebagai pencipta alam semesta, tapi mereka masih mengkultuskan orang-orang sholeh yang telah meninggal dunia yang diabadikan dalam rupa patung. Orang-orang tsb bernama latta, uzza, manat dan hubal

Dalam Wikipedia penjelasan tentang sosok Laata

Lātta
Menurut riwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Rabi’ bin Anas mereka membaca (الاَّتَ) dengan ditasydidkan taa (تَّ) dan mereka menafsirkannya dengan “Seseorang yang mengadoni gandum untuk para jamaah haji pada masa jahiliyyah. Tatkala dia meninggal, mereka i’tikaf di kuburannya lalu menyembahnya.” Mujahid berkata: “Al Lātta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung gandum (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburannya.”

Imam Al-Bukhari mengatakan, Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas berkata tentang firman Allah “Al-Lātta dan Al-’Uzza.”: “Al-Lātta adalah seseorang yang menjadikan gandum untuk para jamaah haji.”[1]

Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan berkata, Lātta dengan dobel huruf "t" sebagai isim fa’il (Lātta) berasal dari kata kerja latta-yaluttu. Dia (Lātta) adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah haji. Ketika dia meninggal, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya, dan menutupinya dengan tirai-tirai. Akhirnya mereka menyembahnya sebagai sekutu selain Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Meninggalkan sholat adalah kekufuran dan pelakunya adalah kafir

Riyadhus Sholihin, Kitab Al-Fadhail, Bab 193. Perintah Menjaga Shalat Wajib dan Larangan serta Ancaman yang Sangat Keras bagi yang Meninggal...