1. RUBUBIYYAH
Meyakini Allah sebagai RABB - satu2nya pencipta, pengatur, pemilik, pemusnah alam semesta
Kaum musyrikun dan kafirun mereka beriman kepada Allah cuma sampai level ini. Nasrani pun jika ditanya siapa yg menciptakan alam semesta? Mereka akan menjawab Allah, mereka sadar yesus bukan pencipta alam semesta.
<Luqman:25> “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”.
<Az-Zukhruf : 87> "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari Allah)?"
2. ULUHIYYAH
Meyakini Allah sebagai ILAH - satu2nya yang patut disembah, dipatuhi semua perintah larangannya, menghamba, berserah diri, berdo'a, dsb
Di bagian inilah rusaknya tauhid mereka, dengan menyembah selain Allah. Menyembah bukan cuma bersujud, tapi bersandar kepada kekuatan gaib selain Allah (jimat, kuburan, benda pusaka, jin, malaikat dsb) berdo'a kepada selain Allah, patuh dan taat kepada selain Allah (dalam urusan agama) meski tidak ada dalil larangan/perintah, dan itu yang terjadi dimasa Rasulullah pada Yahudi dan Nasrani, yaitu patuh dengan aturan2 rahib mereka meski tidak tertera di kitab2 mereka. At Taubah : 31 - “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah”
3. ASMA WA SHIFAT
Meyakini Allah dalam semua asma dan shifat2 yang dikabarkan Allah didalam alquran dan hadits2 shahih.
Ada sebagian kelompok dalam islam seperti faham Jahmiyah dan Mu'tazilah yang banyak meracuni sebagian umat zaman sekarang, menolak sebagian shifat2 Allah meski tertera di dalam Alquran, salah satunya shifat istawa, yang akhirnya mereka menolak shifat tsb karena memahami shifat istiwa (bersemayam) seperti semayamnya makhluk. Akhirnya mereka mentakwil sesukanya meski tidak ada takwil dari Rasulullah. Dan membuat teori2 ro'yu baru dengan istilah "tanpa tempat tanpa arah" sedangkan salah satu shifat Allah adalah AL-ALIYY (yang Maha Tinggi), dan teori mereka gugur dengan perilaku mereka yang menyebut Allah sambil menunjuk ke ARAH atas.
Dalam Alquran disebut Allah juga punya shifat mendengar, melihat, berbicara, mencintai, membenci, murka dsb juga seperti shifat makhluk. Tapi shifat2 tsb tentu beda dengan makhluk, begitupun shifat istiwa Allah beda dengan makhluk, seperti itulah seharusnya kita memahami shifat2 Allah. Jangan menerima shifat sebagian tapi menolak yang lain.
Apapun yg tertera dalam alquran dan assunnah wajib diimani, sami'naa wa atho'naa, apapun kondisinya suka atau tidak, logis atau tidak. Itulah ujian Allah. Seandainya wahyu Allah cuma ditimbang dengan akal, nabi Ibrahim tidak akan patuh diperintah menyembelih putranya.
Jika ketiga unsur diatas sudah terpenuhi sempurna, maka insya Allah kita akan menjadi insan yang bertauhid dengan baik.
والله تعالى اعلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar